Konsep Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara


Konsep Dasar Kependidikan Ki Hadjar Dewantara

Konsep dasar kependidikan Ki Hajar Dewantara yangsekaligus diterima sebagai prinsip kepemimpinan bangsa Indonesia adalah:
1.  Ing ngarsa sung tuladaberarti guru sebagai pemimpin (pendidik) berdiri di depan dan harus mampu memberi teladan kepada anak didiknya. Dalam pembelajaran, apabila guru mengajar menggunakan metode ceramah, iaharus benar-benar siap dan tahu bahwa yang diajarkannya itu baik dan benar.
2.  “Ing madya mangun karsa” yang berarti bahwa seorang pemimpin (pendidik) ketika berada di tengah harus mampu membangkitkan semangat, berswakarsa danberkreasi pada anak didik (Soeratman 1985). Hal ini dapat diterapkan bilaguru menggunakan metode diskusi. Sebagai nara sumber dan sebagai pengarahguru dapat memberi masukan-masukan dan arahan.
3. “Tut wuri handayani” yang berarti bahwa seorang pemimpin (pendidik) berada dibelakang, mengikuti dan mengarahkan anak didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab (Idris, 1983). Ketika guru berada di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan, dapat terjadi anak didik akan berusaha bersaing, berkompetisi menunjukkan kemampuannya yang terbaik.
Konsep pendidikan KI Hajar Dewantara khususnya Ing ngarsa sung tuladha memberikan kriteria guru yang ideal untuk Sekolah Menengah Atas.

Sekolah Ideal Menurut Konsep Dasar Pendidikan KI Hajar Dewantara

Perkembangan pendidikan di Indonesia dimulai sejak zaman kolonial Belanda salah satunya melalui Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara mengawali pemikiran-pemikiran tentang pendidikannya dengan menekankan bahwa pendidikan yang terjadi pada masa itu tidak cukup memberikan ruang gerak kepada peserta didik untuk berkembang dan dipengaruhi oleh muatan-muatan politik kolonialisme. Pendidikan ala Barat yang oleh Ki Hajar Dewantoro dipandang hanya melahirkan kaum intelektual tetapi tidak memiliki nilai-nilai luhur yang berkembang di masyarakat, sehingga kualitas sumber daya manusia bukan manusia seutuhnya (Hatimah, 2008:1.34).
Sekolah ideal menurut konsep dasar KI Hajar Dewantara adalah sekolah yang memilih pengajar yang dapat dijadikan contoh baik perilaku maupun ucapannya agar dapat dijadikan panutan oleh siswa. Guru harus sesuai dengan semboyan KI Hajar Dewantara Ing ngarsa sung tuladha yang berarti guru sebagai pemimpin (pendidik) berdiri di depan dan harus mampu memberi teladan kepada anak didiknya. Menurut (Soeratman. 1985: 127), guru sebagai pemimpin (pendidik) berdiri di depan dan harus mampu memberi teladan kepada anak didiknya. Guru harus bisa menjaga tingkah lakunya supaya bisa menjadi teladan.
Pada jaman sekarang guru tidak lagi menjadi teladan karena guru tidak mau diganggu waktunya diluar jam sekolah untuk sekedar membantu belajar siswanya sehingga hanya sebatas bahan pelajaran selesai mereka sampaikan di kelas walaupun siswanya belum paham. Selain itu guru marah ketika siswanya datang telat. Guru membuat aturan buat siswanya tetapi mereka tak bisa menaati peraturan. Berdasarkan penjelasan diatas guru tidak lagi seperti amanat dari bapak pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara yang selalu lekat dengan semboyan“Ing ngarso sung tuladha, ing madyo mangun karso, dan tutwuri handayani”. Itulah sosok guru yang diharapkan oleh Ki Hajar Dewantara. 

Daftar Rujukan

Darsiti Soeratman. 1985.  KI Hajar Dewantara. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Buku Terpadu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengabdian Masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Universitas Almuslim

Hukum dan Kriminalitas

Hakikat dan Tujuan IPS