Kopi di Jayawijaya Papua

Kopi Arabika Papua

Kabupaten Jayawijaya berada di hamparan Lembah Baliem, sebuah lembah aluvial yang terbentang pada areal ketinggian 1500-2000 mdpl. Temperatur udara bervariasi antara 14,5 derajat Celcius sampai dengan 24,5 derajat Celcius. Dalam setahun rata-rata curah hujan adalah 1.900 mm dan dalam sebulan terdapat kurang lebih 16 hari hujan. Musim kemarau dan musim penghujan sulit dibedakan. Berdasarkan data, bulan Maret adalah bulan dengan curah hujan terbesar, sedangkan curah hujan terendah ditemukan pada bulan Juli.


Gambar Tanaman Kopi di Jayawijaya

Mata pencaharian utama masyarakat Jayawijaya adalah bertani, dengan sistem pertanian tradisional. Makanan pokok masyarakat asli Jayawijaya adalah ubi jalar, keladi, dan jagung sehingga pada areal pertanian mereka dipenuhi dengan jenis tanaman makanan pokok ini. Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berusaha memperkenalkan jenis tanaman lainnya seperti berbagai jenis sayuran (kol, sawi, wortel, buncis, kentang, bunga kol, daun bawang dan sebagainya) yang kini berkembang sebagai barang dagangan yang dikirim ke luar daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Lembah Baliem adalah areal luas yang sangat subur sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai lahan perkebunan kopi Arabika. Siapa sangka kopi ‘Amungme Gold’ asal Timika, Papua, menjadi komoditas unggulan di Amerika Serikat. Cita rasa dan aromanya yang khas membuat minuman tersebut diminati masyarakat konsumen asal Negeri Paman Sam tersebut. Amerika mengakui kopi Arabika dari Papua berkualitas dan tidak terkalahkan oleh produk kopi dari daerah lain di Indonesia maupun negara lain serta memiliki aroma khas sehingga bernilai ekonomi tinggi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengabdian Masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Universitas Almuslim

Hukum dan Kriminalitas

Hakikat dan Tujuan IPS